Masukkan Aku Dalam Daftarmu
Kita jelas tak ada apa-apanya dibandingkan dengan ulama-ulama pejuang di zaman dulu. Mereka yang pejuang kemerdekaan dan setelahnya benar-benar hebat
Bagaimana tidak, Muhammad Natsir misalnya, tokoh Masyumi yang pernah menjadi perdana menteri, pun pernah dijebloskan ke penjara, dilabeli pembangkang
Padahal Natsir dikenal lewat "Mosi Integral" yang menyatukan seluruh wilayah Nusantara yang sempat terbelah. Sederhana, cerdas, dan sangat Islami, itu beliau
Beliau tak segan mengkritik Soekarno yang saat itu dekat dengan komunis, juga beberapa kebijakan yang tak Islami, ulama yang meluruskan penguasa
Tapi bahkan jasa beliau tak menghalangi beliau dikriminalisasi, begitu pula Masyumi yang tak terhitung jasanya bagi negeri, dibubarkan lalu dilarang
Begitu pula HAMKA, tak usah tanya jasa beliau pada Indonesia, tapi saat beliau ditangkap sebab tak bersesuaian dengan penguasa, beliau dianggap pengkhianat
"Saudara pengkhianat, menjual negara kepada Malaysia", begitu tulis beliau tentang masa-masa dimana beliau ingin mengakhiri hidupnya sebab tuduhan keji
Pun selepas dari penjara, beliau memimpin Majelis Ulama, masih juga ada fitnah-fitnah kepada beliau, tak jarang dari sesama 'ulama' yang mencoba menjatuhkan beliau
HAMKA akhirnya mundur dari jabatan Majelis Ulama, sebab teguh pada pendapat-pendapatnya yang tak bersesuaian dengan penguasa saat itu, inilah jalan dakwah
Kita yang tak ada apa-apanya ini belajar dari mereka, bahwa ulama, yang berilmu itu harusnya yang menjadi petunjuk bagi penguasa tentang agama, bukan sebaliknya
Namun tentu penguasa ingin sebaliknya, merekalah yang ingin menentukan mana ulama dan mana yang bukan, yaitu yang mau sesuai dengan mereka, itulah 'ulama'
Tapi mereka yang benar cintanya pada agama, yang jadikan Islam diatas segalanya, yang seperti Natsir dan HAMKA, begitulah jalan cerita dan semua tantangannya
Kita hanya bisa berharap seperti puisi HAMKA pada Natsir, "Dan Aku pun, masukkan dalam daftarmu!"
Tuesday, November 21, 2017
SUMBER ENERGI DAKWAH
Sumber Energi Dakwah
Anugerah terbesar yang pernah saya dapatkan sebagai manusia sampai saat ini, adalah mengenal Islam. Selepasnya, Islam memberikan saya cinta dan yang dicintai
Islam memberi warna di tiap masa, arti di setiap hari. Cinta yang Allah berikan saat bersyahadat itulah yang menjaga saya tetap istiqamah di jalan dakwah, walau berliku-liku
Saya manusia, punya rasa khawatir dan takut, bisa mengeluh juga bisa futur, memiliki rasa kesal dan sebal, ada amarah dan kadang lelah saat dihadapkan ujian
Tapi dibandingkan kehilangan Islam dan dakwah, bagi saya itu jauh lebih mengerikan ketimbang apapun. Karena dakwah adalah pelipur lara, penghilang duka, yang bawa bahagia
Sebab cinta kita berdakwah, mencintai Allah dan mencintai pula makhluknya. Saat pertama menapaki jalan dakwah, saya pun paham bahwa jalan yang saya pilih tak mudah
Rasulullah Muhammad sudah membuktikan, tak kurang pula kisah para Nabi yang diceritakan. Dakwah ini banyak sekali halangannya, dari luar ataupun penyakit hati sendiri
Tapi rasa cinta tak mungkin dihentikan, sebab menyayangi manusia maka kita berdakwah, tak peduli hasilnya, kitalah yang perlu untuk berdakwah, karena cinta harus disalurkan
Yang di jalan dakwah, tak bisa membenci siapapun, termasuk mereka yang menolak, memfitnah, menuduh, dan menjegalnya, sebab benci tak bisa mengubah siapapun
Karenanya dakwah tak pernah melibatkan benci, sebab benci itu justru menguatkan api permusuhan, sedang dakwah itu ingin memperbaiki, membuat cenderung pada Islam
Maka mereka yang di jalan dakwah, senantiasa memaafkan. Sebab dengan maaf itulah mereka bisa mendapatkan kasih sayang Allah, energi untuk terus-menerus berdakwah
Dakwah adalah cinta, selama kita mencintai Allah juga manusia maka kita punya segalanya. Apapun yang menimpa kita bisa kita sikapi, bahwa ini bentuk lain rahmat Allah
Sebab bisa jadi Allah timpakan bagi kita sesuatu yang teramat berat, agar kita sadari kelemahan, lalu bersimpuh pada Allah meminta bantuan, sujud memohon ampunan
Alhamdulillah, jalan dakwah memang penuh tantangan, tapi keluar dari jalan dakwah itulah sebenar musibah
@yukngajiid ☺️☺️☺️
Anugerah terbesar yang pernah saya dapatkan sebagai manusia sampai saat ini, adalah mengenal Islam. Selepasnya, Islam memberikan saya cinta dan yang dicintai
Islam memberi warna di tiap masa, arti di setiap hari. Cinta yang Allah berikan saat bersyahadat itulah yang menjaga saya tetap istiqamah di jalan dakwah, walau berliku-liku
Saya manusia, punya rasa khawatir dan takut, bisa mengeluh juga bisa futur, memiliki rasa kesal dan sebal, ada amarah dan kadang lelah saat dihadapkan ujian
Tapi dibandingkan kehilangan Islam dan dakwah, bagi saya itu jauh lebih mengerikan ketimbang apapun. Karena dakwah adalah pelipur lara, penghilang duka, yang bawa bahagia
Sebab cinta kita berdakwah, mencintai Allah dan mencintai pula makhluknya. Saat pertama menapaki jalan dakwah, saya pun paham bahwa jalan yang saya pilih tak mudah
Rasulullah Muhammad sudah membuktikan, tak kurang pula kisah para Nabi yang diceritakan. Dakwah ini banyak sekali halangannya, dari luar ataupun penyakit hati sendiri
Tapi rasa cinta tak mungkin dihentikan, sebab menyayangi manusia maka kita berdakwah, tak peduli hasilnya, kitalah yang perlu untuk berdakwah, karena cinta harus disalurkan
Yang di jalan dakwah, tak bisa membenci siapapun, termasuk mereka yang menolak, memfitnah, menuduh, dan menjegalnya, sebab benci tak bisa mengubah siapapun
Karenanya dakwah tak pernah melibatkan benci, sebab benci itu justru menguatkan api permusuhan, sedang dakwah itu ingin memperbaiki, membuat cenderung pada Islam
Maka mereka yang di jalan dakwah, senantiasa memaafkan. Sebab dengan maaf itulah mereka bisa mendapatkan kasih sayang Allah, energi untuk terus-menerus berdakwah
Dakwah adalah cinta, selama kita mencintai Allah juga manusia maka kita punya segalanya. Apapun yang menimpa kita bisa kita sikapi, bahwa ini bentuk lain rahmat Allah
Sebab bisa jadi Allah timpakan bagi kita sesuatu yang teramat berat, agar kita sadari kelemahan, lalu bersimpuh pada Allah meminta bantuan, sujud memohon ampunan
Alhamdulillah, jalan dakwah memang penuh tantangan, tapi keluar dari jalan dakwah itulah sebenar musibah
@yukngajiid ☺️☺️☺️
Subscribe to:
Posts (Atom)