Tuesday, May 9, 2017

Allah Janjikan Rahmat Dalam Ujian

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuhu
Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran adalah nafas yang menentukan lama atau tidakan sesebuah keberanian bertahan dalam diri seseorang itu. Jika ada di antara kamu dua puluh orang penyabar, nescaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang. Dan jika ada di antara kamu seratus orang (penyabar), nescaya mereka akan mengalahkan seribu orang kafir.” (QS. 8: 65).

Ada banyak orang berani yang tidak mengakhiri hidup sebagai seorang yang pemberani. Kerana mereka gagal menahan beban yang mendatang. Kesabaran adalah daya tahan psikologi yang menentukan sejauh apa kita mampu membawa beban, dan sekuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka yang memiliki sifat ini pastilah berbakat menjadi pemimpin besar. “Dan Kami jadikan di antara mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka selalu yakin dengan ayat-ayat Kami.” (QS. 32 : 24).

Tetapi kesabaran itu pahit. Semua kita tahu begitulah rasanya kesabaran itu. Dan begitulah suatu masa Rasulullah saw mengatakan kepada seorang wanita yang sedang menangisi kematian anaknya: “Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada ujian pertama.” (Bukhari dan Muslim).

Jadi, yang pahit dari kesabaran itu hanya permulaannya. Kesabaran pada ujian pertama menciptakan kekebalan pada ujian selanjutnya. “Mereka memanahku bertubi-tubi, sampai-sampai panah itu hanya menembus panah,” kata penyair Arab terhebat sepanjang sejarah, Al-Mutanabbi.

Mereka yang memiliki naluri keberanian, harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal: dalam ketaatan, meninggalkan maksiat atau menghadapi cubaan. Dan dengan kesabaran tertinggi, sehingga akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya,” kata Ibnul Qayyim.

Allah tak pernah janjikan langit selalu biru, jalan hidup tanpa batu, matahari tanpa hujan, kebahagiaan tanpa kesedihan, sukses tanpa perjuangan. Tapi Allah janjikan kemudahan bersama kesulitan, rahmat dalam ujian, ganjaran buat kesabaran, keteguhan dalam perjuangan.. Bukankah indahnya pelangi baru kita rasakan setelah turunnya hujan?

APA AMALAN UTAMA BERSIAP MENJEMPUT RAMADHAN? .

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullah pernah ditanya:
"Wahai Syaikh, dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab: "Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak ISTIGHFAR. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melaksanakan ketaatan)."
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristighfar melainkan ia akan disucikan. .
Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya. Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan. .

Istighfar merupakan benteng pengaman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. .

"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya" Maka apa lagi yang kau tunggu ...? (Perbanyaklah istighfar ...) .

"Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi oleh begitu banyak hajat (kebutuhan), maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan maaf kepada Allah . Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."

Lafadz do'a utk malam-akhir Ramadhan : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَj فَاعْفُ عَنِّى " "Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anna" .

Yaa Allah, Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Kami. .

Baarakallahu fiikum. Semoga bermanfaat

AYAT YANG DIULANG-ULANG bukan KESALAHAN YANG DI ULANG ULANG

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Sahabat semua pasti sudah tau bahwa ada ayat yang diulang-ulang pada Al-Quran.
Ayat tersebut adalah:

"Fabi ayyi alai rabbikuma tukadzdziban", yg ada pada surat AR-RAHMAN (QS 55),
diulang-ulang sebanyak 31 (tiga puluh satu) kali, pada satu surat saja....
Tentunya pasti ada maksud Allah SWT menyampaikan hal tersebut. Arti dari ayat itu sendiri adalah:

"Nikmat TUHAN-mu yang manakah yang kamu dustakan".

Sebuah PERTANYAAN atas keinginan & kemampuan kita untuk bersyukur.
Bersyukur atas triliunan nikmat dari Allah SWT yang terus, terus, terus & teruuuus diberikan kepada kita, bahkan walau kita sangat pekat dengan kekotoran hati & kedurhakaan terhadapNYA.

Bagi saya pribadi, itu seperti/seolah pertanyaanNYA kepada kita:
"mau kenikmatan seperti apalagi hambaku....". Karena triliunan jenis nikmat betul-betul sudah diberikannya kepada kita, dari udara yg gratis, panca indra yang lengkap, hingga berkesempatan memiliki keyakinan Iman Islam...
sebuah nikmat yang sangat dahsyat. Subhanallah.....
Yang menarik, ayat ini ada pada surat AR-RAHMAN. Kita ketahui juga bahwa kata AR-RAHMAN (Maha Pengasih) adalah kata yang disebut sebanyak 57 kali.
Kata nomor dua terbanyak dalam Al-Quran, setelah kata Ar-Rahim (Maha Penyayang, yang disebut 114 kali).
Hal ini menjelaskan bahwa karakter terkuat dari Allah SWT adalah Maha Pengasih & Maha Penyayang...baru karakter-karakter lainnya.
Maka, dari data-data diatas jelas & nyata pula bahwa kita diharapkan untuk terus, terus & terus mensyukuri apapun yg sudah diberikanNYA...dalam situasi apapun, kondisi apapun.

Subhanallah. Wallahu a’lam bish shawab. Baraka Allah fiikum

Introspeksi Diri [Muhasabah]


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
SubhanAllah Alhamdulillah Allahu Akbar…

Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan timbanglah amal perbuatan kamu sebelum amal itu ditimbang

Tatkala kudatangi sebuah CERMIN, Tampaklah sosok yang sudah sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat. Namun aneh… Sesungguhnya aku BELUM MENGENAL siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap WAJAH, hatiku bertanya : Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya Dan bersinar indah di Surga sana? Ataukah wajah ini yang hangus legam di Neraka Jahanam?

Tatkala kumenatap MATA, nanar hatiku bertanya : Mata inikah yang akan menatap Allah.. Menatap Rasulullah, dan Kekasih-kekasih Allah kelak? Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, terburai menatap neraka jahanam? Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan? Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap MULUT.. Apakah mulut ini yang kelak mendesah penuh kerinduan Mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH saat malaikat maut menjemput? Ataukah menjadi mulut yang menganga dengan lidah menjulur, dengan lengkingan jerit pilu … yang mencopot sendi-sendi setiap yang mendengar? Ataukah mulut ini jadi pemakan buah zaqun jahanam yang getir, penghangus dan penghancur setiap usus?

Apakah gerangan yang engkau ucapkan Wahai mulut yang malang? Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan? Berapa banyak hati yang remuk … Dengan sayatan pisau kata-katamu yang mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata semanis madu… Yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu? Berapa sering engkau berkata jujur? Berapa langkanya engkau dengan syahdu memohon agar Allah mengampunimu?

Tatkala kutatap TUBUHku, apakah tubuh ini… Yang kelak menyala penuh cahaya bersinar… Bersuka cita dan bercengkrama disurga? Ataukah tubuh yang akan tercabik-cabik hancur mendidih… Dalam lahar neraka jahanam, Terpasung tanpa ampun, Menderita yang tak akan pernah berakhir?

Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang telah engkau lakukan? Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba yang lemah… Yang engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan- tanpa peduli, Padahal engkau mampu? Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh, Seperti apakah gerangan isi HATImu? Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu? Ataukah sekotor daki-daki yang melekat ditubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu. Ataukah selemah daun-daun yang sudah rontok? Apakah hatimu seindah penampilanmu, Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu?

Betapa beda…. Betapa BEDA apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi… Aku telah tertipu oleh TOPENG yang selama ini tampak Betapa banyak pujian yang terhampar hanyalah memuji topeng Sedangkan aku…. hanyalah seonggok sampah yang terbungkus

Aku tertipu… Aku malu Ya Allah… Ya Allah… selamatkan aku…. Aamiin…Ya Rabbal ‘alamiin ?

Wa’alaikum sallam warohmatullahi wabarokatuh.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil ‘aliyil ‘azhim. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad. Astaghfirullahal ‘azhim wa atubu ilaih.

Mengobati Hati Yang Terluka

Belbagai hal terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada saatnya, hati kita terluka karena disakiti oleh orang lain atau suasana.

Beberapa cara bisa kita amalkan untuk mengobati hati yang terluka. Efektivitasnya tergantung pada diri Anda, namun berikut adalah cara yang sering dikongsia oleh ahli.

1. Latih Melupakan Kenangan Pahit

Bunyinya senang nak dibuat, tapi perlu diaplikasi berterusan. Mengaku saja Anda sering merasa sedih sebab banyak kali mengingat kenangan pahit atau selalu kembali ke memori silam yang lalu, betul tak? Kita kena cut connection feeling kita dengan emosi yang lalu.

Mulai hari ini, tekad untuk melupakan semua itu, selupa yang mungkin, kasi kosong abis! Bulatkan azam untuk fokus ke masa depan Anda, cita-cita, keluarga, karir, keuangan, keilmuan dan teman-teman. Anda takkan bisa melupakan semua memori pahit sekaligus, tapi lakukan step by step dengan mengalihkan perhatian Anda ke hal lain. Proses ini membutuhkan waktu, tapi ia bisa dipercepat dengan disiplin diri.

2. Buang Sikap Risau

Ada dua efek dari sikap risau ni, pertama ia menarik nasib tak baik, masalah dan musibah - tanpa Anda minta.

Kedua, memberi efek buruk pada kesehatan Anda secara fisik dan mental.

Risau membuat Anda selalu menjadi sedih dan kecewa. Untuk buang sikap risau, belajar untuk bertenang dan latih diri Anda mengontrol emosi.

3. Belajar Rajin Bersyukur

Ucap syukur atas semua yang Anda ada, apa saja! Misalnya, ucap syukur karena Anda masih ada 5 indera yang lengkap; Anda dapat melihat dan menarik napas tiap kali bangun tidur, Anda ada teman dekat yang memahami Anda dan Anda punya handphone kesayangan Anda. Ucap syukur seikhlas hati, sebanyak mungkin, seikhlas mungkin sampai rasa syukur tu meresap jauh ke dalam diri. Buat banyak kali dalam sehari.

4. Belajar Menjadi Pemaaf

Sikap pemaaf dapat membersihkan hati dari perasaan negatif dan emosi-emosi negatif. Selanjutnya, menetralkan gelombang pikiran negatif yang melekat bersarang di pikiran. Ketahuilah, Anda selalu merasa sedih dan kecewa karena Anda tidak memaafkan kesalahan diri Anda di masa lalu atau Anda tidak memaafkan kesalahan orang lain tehadap diri Anda satu ketika dulu. Belajar menjadi pemaaf dan menghapus semua ini lalu menarik ketenangan datang pada diri Anda.

5. Tertawa, tertawa dan terus tertawa

Ketawa bukan dibuat-buat, tapi biar ketawa yang benar-benar menggembirakan Anda dan menjadikan Anda girang. Tonton video yang lucu, baca cerita yang lucu, dekatkan diri Anda dengan teman-teman yang lucu serta cari "funny side" dalam setiap situasi; agar Anda bisa tertawa secara otomatis. Tertawa dapat menghilangkan sedih. Buat apa layan kecewa sedangkan Anda bisa tertawa? Come on ...

6. Ubah Pikiran

Kita tak bisa merubah situasi yang dapat membuat kita kecewa, sedih dan murung. Tapi, kita bisa merubah pikiran kita dan apa yang kita pikirkan tentang situasi-situasi tersebut walau seburuk manapun ia. Rahasianya, cari sinar mentari disebalik mendungnya awan.

Meskipun hal tidak berpihak kepada Anda, cari cara bagaimana Anda dapat jumpa nilai-nilai positif di dalamnya.

Pikirkan yang baik-baik saja, karena memberikan keuntungan jangka panjang.

Rezeki Anda murah dan segala yang baik-baik datang sendiri pada Anda. Anda menjadi apa yang Anda selalu pikirkan. Buat apa pikir yang buruk sedangkan Anda bisa tarik semua yang baik-baik?

Pikir yang buruk, Anda dapat yang buruk jawabnya. Ini hukum alam dinamakan hukum sebab dan akibat.

7. Hati Harus 'Keras'

Bukan keras sembarangan, maksudnya kekerasan hati, kesabaran yang tinggi, pandai mengontrol emosi dan menerima hakikat dengan hati terbuka. Allah menurunkan musibah, permasalahan dan macam-macam lagi bukan sekedar dugaan, tapi balasan pada perbuatan-perbuatan Anda di masa lalu. Buat baik, dibalas baik, begitu juga sebaliknya.

Coba ingat balik kejahatan kecil yang Anda lakukan pada orang lain, mungkin ada walau Anda tak sadar. Itulah perlunya kita bersikap baik dan berpikir yang baik-baik pada semua orang, benda, hal, situasi dan kondisi. Sebelum tidur, pola pikir untuk jadi ceria pada keesokan harinya.

Lafazkan dengan nada berbisik. Relaks, jangan terlalu mendesak diri.

Setelah bangun tidur, katakan pada diri ini adalah hari yang baru untuk Anda.

Tekadkan diri untuk membuat hari yang baru tu hari yang baik, sungguh baik, sebaik yang mungkin dari hari yang sebelumnya

Pilkada (putaran 2 DKI) usai sudah. Saatnya menyambung kembali tali persahabatan


Rasulullah shallahu ‘alaihi wassalam pernah bertanya, “Maukah aku tunjukkan pada kalian tentang sesuatu yang derajatnya lebih utama daripada sholat, puasa, sedekah?”
Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah!”
Beliau saw bersabda, “Perbaiki pergaulan, karena rusaknya hubungan baik berarti mencukur, aku tidak mengatakan mencukur rambut, tapi mencukur AGAMA.”
(HR At-Tirmidzi)

Keras sekali. Merusak hubungan baik dianggap sama dengan mencukur agama. Wow. Betapa pentingnya

Dan betapa banyak persahabatan yang hancur akibat pemilihan umum? Betapa banyak saudara yang tak ingin bertegur sapa karena beda pendapat? Betapa banyak teman dan rekan sekerja yang memilih untuk tidak berteman di media sosial karena “resek” dalam pemilihan umum?

Worth it nggak sih semua itu? Apalagi kalau dibandingkan dengan kata-kata Rasulullah di atas?

Karena pemilihan putaran kedua sudah usai, marilah kita mulai perbaiki lagi hubungan baik yang sempat retak kemarin. Marilah kita sambung lagi tali yang sempat putus. Marilah kita persembahkan kembali kebaikan yang terbaik yang bisa kita berikan bagi semua yang berbeda dengan kita.

Silakan berbeda, silakan memilih yang lain, silakan tidak percaya pada apa yang kita percayai. Dan silakan tetap berteman dan bersahabat. Karena nilai persahabatan lebih dari sekedar nilai pilkada.

Suatu hari nanti pemimpin akan berkata, “Aku tak bertanggung jawab atas mereka yang mengikutiku, ya Allah.” Dan saat itu kita membutuhkan sahabat-sahabat kita untuk menyelamatkan kita agar bisa masuk ke dalam surgaNya.

Apakah yang bisa kita lakukan dengan lebih baik lagi besok untuk menyambung dan menjaga persahabatan kita?

Bagaimana agar kita bisa secara konsisten menjaganya setiap hari?