Friday, May 12, 2017

Pentingnya Media Sosial part 2

Misalnya dalam kasus penistaan agama kemarin, jelas-jelas ada buzzer yang disewa oleh klien, yang menginginkan terbentuknya opini positif terhadap penista agama

Maka para buzzer mengerahkan akun yang mereka miliki untuk melakukan 2 hal, menaikkan citra penista agama, dan menyerang yang bertentangan dengan penista agama

Para buzzer ini diarahkan hingga mengambil angle (sudut pandang) yang dianggap bisa mengalihkan, menyesatkan, atau memalingkan orang dari kebenaran untuk kepentingannya

Misalnya mereka ramai-ramai membuat opini "mending kafir jujur atau Muslim korupsi?", atau "pilih pemimpin jangan lihat agama", atau "pilih kami berarti cinta keberagaman"

Sebaliknya, menuduh "hati-hati kalau tidak pilih kami, akan terjadi radikalisme, ekstrimisme, anarkis", "Islam itu anti-kebhinekaan, anti-NKRI, anti-Pancasila dan ekstrim"

Selanjutnya komentar-komentar ini dimunculkan di tulisan-tulisan, dibuat seolah viral, juga di tiap-tiap akun yang menentang, seolah banyak yang mengopinikan, padahal tidak begitu

Politik pencitraan, begitulah yang kita lihat pada kiriman karangan bunga akhir-akhir ini, seolah banyak simpati, padahal tidak seperti yang terlihat, pencitraan via media sosial

Yang bertentangan dengan kliennya? Langsung dihabisi dan dibunuh karakternya, dengan komentar negatif, mencari kesalahan, tidak jarang mengarang fakta fiktif, fitnah dan bohong

Maka jangan kaget di kolom komentar nanti dipenuhi hal-hal semisal itu, akun-akun fiktif yang memang tugasnya mencaci, menista dan merekayasa opini

Tentu tidak semua, ada juga mereka yang terbawa opini lalu ikut-ikutan mengkampanyekan satu hal, hanya ini sebagai pengetahuan saja, agar kita tetap bijak menyikapi

Bersambung ke posting berikutnya

No comments:

Post a Comment